Awalnya,
aku selalu melihat kegiatan Ekspedisi Relawan Nusantara di luar pulau Sulawesi
Selatan pada beberapa media sosial. Aku sangat tertarik hingga beberapa kali
mendaftar namun ternyata tidak pernah berhasil. Tak henti-hentinya aku mencari
tahu tentang ekspedisi itu, aku benar-benar ingin ikut dan ingin berkontribusi
dalam kegiatan kemanusiaan ini, hingga suatu ketika aku menemukan Komunitas
Koin Untuk Negeri (KUN) ini dari senior yang menyebarkan flayer open
recruitment SEJARA (Sekolah Jejak Nusantara). Aku penasaran lalu membuka akun media
sosial nya dan bergumam "ini yang selama ini aku cari". Aku mendaftar
pada angkatan XVII dan alhamdulillah lolos pada seleksi berkas. Namun aku gugur
karna tidak mengikuti meet up pertama karna ada agenda yang bertabrakan. Jujur
saja, aku sangat kecewa pada diriku sendiri yang kesulitan dalam membagi waktu.
Namun aku tak pernah putus asa, hari demi hari, waktu demi waktu ku lewati
sambil terus memantau akun medsos komunitas KUN ini.
04-16
September oprec angkatan XVIII dibuka kembali, aku dengan antusias dan penuh
rasa bahagia ikut menjadi salah satu pendaftar. Aku mengisi formulir
pendaftaran dan mengikuti setiap prosedur yang telah di tentukan oleh panitia.
Aku menunggu dan terus menunggu hasilnya. Pada tanggal 17 September 2024
pengumuman hasil seleksi berkas keluar. Hatiku tak karuan, takut namun
penasaran dan alhamdulillah namaku ada di urutan ke-empat dari dua puluh tujuh
orang yang lolos.
Rabu,
18 September 2024 bertempat di kedaina bang Icul, adalah meet up pertama yaitu
pengenalan dan wawancara. Ada tiga meet up dalam kegiatan ini dan ketiganya
wajib di ikuti oleh para calon relawan sebagai syarat keberangkatan. Meet up
pertama yaitu pengenalan dan wawancara, meet up kedua yaitu pembagian kelas
(kelas alam, kelas literasi, kelas kreativitas, kelas inspirasi dan kelas
agama), dan meet up ketiga yaitu persiapan sebelum keberangkatan atau technical
meeting. Aku datang dengan antusias, meninggalkan segala aktivitas perkuliahan
ku karna kali ini aku harus lolos dan berhasil masuk menjadi relawan KUN. Sesi
wawancara berjalan dengan lancar, yang menjadi pewawancara ku pun sangat asik
dan humble. Aku sangat ingat hari itu ia meminta ku untuk jangan takut dan
santai saja dalam menjawab pertanyaan, lalu aku katakan padanya "aku
adalah orang yang introvert, aku hanya bicara ketika aku di tanya dan aku hanya
akan menjawab apa yang di tanyakan padaku" Lalu jawabannya sangat
menyentuh hatiku "kamu bukan introvert, kamu hanya tidak cocok dengan
lingkungan di sekitar mu. Saat kamu menemukan lingkungan yang sesuai, kamu akan
menjadi orang yang sangat aktif". Dari pernyataan itu, barulah aku mulai
banyak bicara di hadapannya, baru di awal saja aku telah mendapat perlakuan
baik dari mereka, sungguh pengalaman yang sangat jarang di rasakan oleh orang
seperti ku.
19
September 2024. Lagi, namaku ada di deretan orang-orang yang lolos pada tahap
wawancara. Jelas, aku sangat bahagia dan bersyukur akan hal itu, karna aku
mengira akan gagal pada tahap wawancara ini. Meet up kedua dilaksanakan pada
hari Jum'at, 20 September 2024, meet up kedua ini merupakan hal yang wajib dan
jika tidak hadir akan di nyatakan gugur. Sungguh, hatiku sangat gelisah
memikirkan meet up ini karna di sisi lain aku memiliki janji dengan Ketua DEMA
FEBI IAIN Palopo untuk menjadi pemateri dalam kegiatan "Scolarship Talk:
mengenal lebih jauh tentang Kip-Kuliah" jauh sebelum aku lolos pada
seleksi berkas. Aku bingung harus mengorbankan yang mana karna di satu sisi ada
janji yang harus di tepati dan di sisi lain ada keinginan yang harus di capai.
Sedang aku sendiri adalah orang yang amat pantang mengingkari sebuah janji dan
jika aku di posisi orang yang dibatalkan janjinya pasti aku sangat marah dan
kecewa. Di tengah kebingungan, aku berdo'a pada Tuhan dan berdiskusi pada
teman, ia memberiku saran untuk meminta izin pada bidang program untuk datang
terlambat dan alhamdulillah bidang program menyetujui itu dengan syarat setelah
selesai kegiatan harus segera datang ke lokasi meet up kedua yang berlokasi di
pelataran Auditorium Phinisi IAIN Palopo.
Kegiatan
pertama ku berjalan dengan lancar. Setelah acara selesai, ketua DEMA FEBI
mengantarku ke tempat meet up kedua dan syukurnya para panitia dan pengurus KUN
adalah temannya, jadi saat aku datang tidak ada sama sekali komentar dari yang
lain. Namun, komentar yang tidak ada itu bukan serta merta karna aku datang
bersama kenalan mereka, namun memang mereka adalah orang-orang baik yang dapat
mentoleransi setiap permasalahan dengan beberapa pertimbangan. Ba'da Ashar, aku
sampai. Semua calon relawan (carel) telah masuk pada kelas masing-masing dan
aku langsung di persilahkan untuk mengambil tempat di kelas yang telah di
pilihkan untuk ku, yaitu kelas alam. Dan alhamdulillah meet up kedua ku
berjalan dengan lancar.
Setelah
meetup kedua kami melakukan pra meet up lalu lanjut ke meetup ke-tiga di
tanggal 24 September 2024. 26 September 2024 adalah hari keberangkatan kami
menuju lokasi, desa Ilanbatu Uru, kec. Walenrang Barat, kab. Luwu. Kami
berangkat mulai dari sekitar jam setengah dua siang dan sampai di lokasi pada
sekitar jam sembilan malam. Perjalanannya sangat di luar ekspetasi ku, jalan
yang sedikit rusak, sangat menanjak, di sambut dengan kabut dan hutan,
pohon-pohon yang tinggi menjulang, jurang yang terjal, hingga kami harus
berjalan kaki menaiki gunung dari tempat parkir menuju rumah tempat tinggal
sekitar kurang lebih 15 menit. Aku yang baru pertama kali berjalan menanjak dan
naik gunung sangat amat tersiksa, dada ku sesak, kaki ku rasanya akan patah,
aku juga termasuk orang yang phobia dengan ketinggian. Namun, semangat para
carel dan karel membuat ku mengesampingkan semua ketakutan dan rasa lelah ku.
Aku mengingat kembali tujuan awal ku datang dan tidak layak jika aku harus
menyerah hanya karna lelah dan takut.
Tibanya
kami di lokasi rumah tinggal, kami langsung beristirahat sejenak, bersih-bersih
badan, sholat lalu makan bersama setelah itu kami melakukan breafing untuk
melakukan kegiatan di hari esok, dalam keadaan gelap yang hanya di terangi oleh
cahaya lilin dan senter juga hawa dingin yang menembus hingga ke tulang. Di
komunitas ini sangatlah menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama,
karna salah satu carel di komunitas ini adalah umat dari agama lain namun ia
sama sekali tidak mendapat perlakuan yang berbeda dari kami. Sungguh, bagian
ini adalah salah satu yang sangat aku suka di komunitas ini
Jum'at,
27 September 2024, adalah hari pertama kami mengajar di sekolah. Lagi,
perjalanan nya di luar ekspetasi ku. Kami harus berjalan sekitar 10 menit
melewati tebing, gunung dan tanjakan untuk sampai ke sekolah. Sungguh
perjalanan yang melelahkan untuk aku yang baru pertama kali melewati jalan
seperti itu. Sesampainya di sekolah, rasa lelah itu seakan hilang dari atma
setelah melihat senyum bahagia para siswa-siswi yang bergembira dengan
kedatangan kami. Pemandangan yang baru pertama kali aku lihat. Di samping itu
hatiku sangat ter-iris melihat keadaan sekolah yang tidak memiliki jendela,
kantor yang seperti gudang dan kelas yang hanya di dindingi oleh papan bahkan
sebagian kelasnya ada yang papan nya rusak hingga kita dapat melintas ke kelas
lain melalui papan tersebut. Cuaca yang dingin dan jalan yang terjal tidak
mematahkan semangat adik-adik untuk bersekolah. Perjalanan mereka yang tidak
singkat, mulai dari satu sampai dua jam untuk sampai ke sekolah membuatku
merasa malu pada mereka. Aku sedih melihat kulit mereka yang kering dan pecah
namun mungkin itu adalah pemandangan yang biasa untuk mereka. Aku yang di
fasilitasi oleh orang tua ku untuk belajar tapi malah terkadang asik dengan
dunia sendiri. Disana kami berusaha memberikan yang terbaik untuk para siswa,
kami memang tidak bisa memberi perubahan namun setidaknya kami bisa membawa
kebahagiaan dari kota untuk dirasakan oleh mereka. Mereka adalah orang-orang
hebat yang rela melakukan segalanya demi pendidikan, tak kenal lelah atau
apapun, perjuangan yang sangat tinggi. Sungguh di luar ekspetasi ku, aku tak
pernah mengira keadaan di pelosok ternyata seperti ini, ternyata aku yang
kurang bersyukur. Semoga mereka kelak menjadi orang sukses yang bisa mengembangkan
desa, menjadi guru untuk para murid di generasi selanjutnya dan dapat menjadi
orang yang berguna bagi nusa, bangsa, negara dan agama. Kami mengajar disekolah
tersebut hanya dua hari yaitu di hari Jum'at dan Sabtu karna di hari Ahad kami
akan melakukan perjalanan untuk pulang. Malam Ahad, selesai breafing disitulah
kami para calon relawan telah di nyatakan lolos dan berubah status menjadi
relawan baru.
29 September 2024, sekitar pukul sepuluh pagi kami berpamitan dengan orang rumah dan masyarakat di desa tersebut untuk melakukan perjalanan pulang ke Palopo. Hati ku agak sedikit merasakan sedih ketika meninggalkan lokasi. Namun, aku tak bisa berbuat apa-apa karna ada banyak hal lagi yang harus kami lakukan. Semoga kelak kami bisa kembali kesana dengan persiapan yang lebih matang dan bisa membagi kebahagiaan lagi kepada mereka. Sungguh, aku jatuh cinta pada komunitas ini, aku suka disini. Komunitas ini mengajarkan ku bagaimana cara ikhlas, mereka juga berhasil membuat ku merasa aman dan nyaman. Aku adalah orang introvert yang kadang kesulitan dalam berinteraksi, namun semua orang di komunitas ini membuatku merasa di dengar. Terima kasih KUN, telah menerima ku untuk menjadi bagian dari anggota kalian. Sekarang bukan lagi waktu nya aku memikirkan apa yang diberikan oleh komunitas untuk ku namun aku akan berusaha memberikan sesuatu yang berkualitas untuk komunitas. Dan jika aku tidak berhasil, maka akan ku coba sampai berhasil walau harus berkali-kali jatuh.
Mutiara Muti Sandana. Palopo, 07 Oktober 2024
Salam hangat, Sandana