Kak Rafi Maghriza - Mutiara di Sudut Bukit dan Jalan Pulang

Lara kuraba rindu ku jaga mengalirlah nestapa, di simpang jalan, tak tentu arah ada tanya. kita semua memendam rasa namun tak saling menyapa, berharap terang akan datang dan mengantarkan jawaban. terlalu lama jasad ini bersayam di menara gading dan hanya melihat segala sesuatu dari atas saja. ku putuskan untuk meninggalkan "singgasana"ku untuk turun ke bawah dan ingin melihat kehidupan ini dari sudut yang lain. pikirku semua akan terasa biasa saja, dan memang begitulah adanya, AWALNYA SEPERTI ITU, namun tiba pada hari di mana aku di tuntut untuk menjadi "manusia" yang sesungguhnya. di sana banyak sekali mutiara yang bertebaran di mana mana, mereka indah,kecil,dan penuh kilauan yang memanjakan mata ketika memandangnya. wajah ini serasa tertampar sangat kuat ketika saya sadar bahwa terlalu banyak mutiara yang saya lewatkan di dalam hidup saya karena hanya bersemayam semata di "menara gading", sebuah tempat dengan nama DUSUN MAKMUR, tempat yang pada akhirnya berhasil membuka mata dan pikiranku akan kehidupan yang singkat ini. yang awalnya terasa biasa saja lama lama perasaanku berharap diriku akan tersesat dan tidak mengerti arah jalan pulang. 4 malam yang sangat indah, bertemu dengan pejuang kecerdasan bangsa yang semakin membuka mataku bahwa saya adalah orang yang paling bodoh dunia ini. sebuah keputusan untuk meninggalkan singgasana yang tak akan pernah kusesali. doaku semoga beriringan dengan penamaan desa tersebut, MAKMUR, dan mutiara tersebut bisa terangkai menjadi sebuah perhiasan indah untuk negeri ini. serta mulia para pejuang kecerdasan, panjang umur untuk jasadku agar bisa menapaki bukit itu lagi. DUSUN MAKMUR, dimana perasaanku mati dan tumbuh kembali. berharap tak menemukan jalan pulang dan tempat itu menjadi rumah kedua

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama