Bismillahirohmanirohim...Aassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama saya Darul Ilmiati seorang mahasiswi jurusan pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Negeri Makassar (UNM) Angkatan 2021.
Saya merupakan relawan Koin Untuk Negeri (KUN) Angkatan 28. Alasan mengapa saya masuk KUN berawal dari adanya informasi mengenai KUN yang saya temukan di media sosial. Saya begitu tertarik ketika melihat kegiatan yang dilakukan yakni mengajar adik-adik di pelosok, ini sesuatu yang luarbiasa hingga saya benar-benar mendaftarkan diri.
Setelah mendaftarkan diri, saya mengikuti beberapa tahapan seleksi mulai dari seleksi berkas, tahapan wawancara, dan mengikuti beberapa meet up atau pemantapan yang kemudian bisa mengikuti kegiatan mengajar di pelosok tepatnya di Dusun Makmur, Desa Pattiro, Kec. Tompobulu, Kab. Maros, Sulawesi Selatan dalam program Sekolah Jejak Nusantara.
Disinilah awal dari kisah saya selama mengikuti kegiatan.
Pada hari Kamis, 30 Juni 2022 hari di mana relawan dan calon relawan angkatan 28 berangkat ke Dusun Makmur, Desa Pattiro, Kec. Tompobulu, Kab. Maros. Kami menempuh perjalanan sekitar 1 jam lebih dari kota, dan tidak semudah itu untuk sampai ke dusun Makmur,
yaa,,,,,
Tentunya, kita harus berjalan kaki untuk menyeberangi sungai yang cukup luas dengan lebar kira-kira mencapai 20 meter, kemudian melanjutkan perjalanan melewati jalan menanjak. Ini merupakan momen yang sangat indah bagi saya, karena ini kali pertama saya mengikuti komunitas atau organisasi seperti ini, rasa bahagia dan senang pun mengiringi perjalanan saya hingga tiba di lokasi pengabdian di Dusun Makmur.
Senyum ceria dari wajah mungil adik-adik menyambut kedatangan kami, lengkap dengan sapaan ramah dari warga sekitar pun seakan menjadi pengobat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga.
Sesampainya kami di rumah pak dusun, kami membereskan barang-barang yang kami bawa hingga tak terasa malam pun tiba. Di malam pertama kami mengadakan briefing (berembuk) dengan membahas materi apa saja yang harus kami bawakan, serta diperkenalkan beberapa nama siswa beserta karakter dan kemampuannya yang nanti kami akan ajar.
Untuk kelas pertama yaitu kelas leterasi, kelas literasi ini kami mengajarkan adik-adik berhitung, membaca, menulis dan berbicara didepan umum. Yang kedua kelas kreatifitas, untuk kelas kreativitas kami mengajarkan adik-adik membuat sebuah karya seperti menggambar, mewarnai dan membuat miniatur.
Pada keesokan harinya, tibalah hari pertama untuk mengajar adik-adik. Di mana hari pertama saya mengajar dan harus turun ke lapangan menjadi seorang relawan. Saat itu saya merasa bahagia dan sedikit terharu karena melihat kondisi sekolah yang ada di dusun Makmur begitu sangat memprihatinkan.
Sekolahnya itu hanyalah terdiri satu ruangan dan harus menampung siswa sebanyak 15 orang dari berbagai tingkatan kelas, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Coba bayangkan, gimana perihnya pendidikan di pelosok yang seakan melakukan proses pembelajaran seadanya dan jauh dari kata layak. Akan tetapi, melihat semangat dan antusias adik-adik pada saat hari pertama kami mengajar, membuat rasa lelah kami seakan terhapuskan.
Pada hari kedua, yang dimana masih sama pada hari pertama sebelum kelas berlangsung kami mengadakan briefing terlebih dahulu. Iya tentunya kita membahas tentang karakter dan kemampuan adik-adik. Untuk kelas pertama di hari kedua yaitu kelas agama, dikelas agama kami mengajarkan adik-adik tentang tatacara shalat beserta bacaannya, mengenal huruf Hijaiyah dan beberapa doa-doa wajib.
Kedua yaitu kelas alam, untuk dikelas alam kami mengenalkan adik-adik tentang flora dan fauna, sampah organik dan anorganik, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Di kelas alam sendiri, terdiri dari 3 pos yaitu; pos pertama sampah organik dan pos kedua yaitu sampah anorganik dan pos ketiga yaitu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Kelas ketiga atau kelas penutup yaitu kelas inspirasi yang mana Saya sendiri sebagai penanggung jawab di kelas tersebut, di kelas inspirasi kami mengenalkan beberapa profesi kepada adik-adik seperti presiden, koki, petani, dan reporter serta memperlihatkan seragam dan alat-alat yang digunakan. Di kelas inspirasi juga menampilkan drama sebagai penutup dari pertemuan kami.
Tibalah di malam terakhir kami di dusun Makmur, malam di mana kami saling berbagi cerita mengenal lebih dekat dan di malam itu juga kami kembali mengadakan briefing dan sekaligus penyampaian kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan, singkat cerita malam itu juga kami calon relawan angkatan 28 dikukuhkan atau disahkan menjadi angkatan 28 atau bagian dari keluarga Komunitas Koin Untuk Negeri.
Di malam itu saya merasa sangat bahagia Karena saya tidak menyangka bisa sampai ke titik itu. Saya pulang membawa banyak pelajaran dan pengalaman berkesan dalam hidup saya. Kesan dan pesan untuk Angkatan 28, Terima kasih atas kerja samanya selama disana semoga tetap membuat saya betah dan memberikan saya pelajaran untuk menjadi lebih dewasa.