Titik semu ( Nur Afifah)
berjalan di antara kegelapan
Menelusuri jejak yang lara
Diantara semu yang tiada Tara
Menetap dipelosok negeri
Tak ada cahaya penerang
Tak ada teknologi canggih
menepih dari semua keriuhan.
Kulihat ibu Pertiwi!!!!
Lihatlah kami berjalan tertatih
menelusur bukit
Terjatuh lalu bangkit untuk sampai di
sekolah duduk diantara teman-teman sebaya
Namun sekolah ku tak sama dengan
dikota
Berlaskan tanah
Bertembok kayu
Hanya 3 ruangan yg ada
Kukira kami mendapatkan pendidikan
seperti di metropolitan
Ternyata tidak?
Apa kabar negeriku?
Mereka dirampas haknya
Katanya pendidikan adalah hak semua
anak
Katanya pendidikan gratis.
Buku buku kami dimakan rayap
Bangunan kami reyot
Lalu, mana buktinya?
Bukankah kami adalah bukti dari semua
kelalaian.
Kami anak bangsa
Kami ingin belajar angka
Kami juga ingin belajar kata
Tak ada warna warni
Pendidikan macam apa ini?
Kami tertinggal dari semua
perkembangan
Kami tersungkur dari peradaban.
Wahai Indonesia ku
Wahai ibu Pertiwi
Apa gunanya?
Kebijakan hanya sebuah narasi
Runtutan tangisan tak terdengar
Miris melihat qalbu yg teriris
Sosial media hanya ajang pamer
Pemberitaan tv hanya artis
Bukan pendidikan yg tertinggal
Wahai Indonesia ku
Wahai ibu Pertiwi
Lihatlah kami menderita
Lihatlah wajah kami yg merenung
meratapi nasib
Pendidikan menjadi kenyataan yg
remang"
Gejala"yg muncul lalu lalang.
Kami mau marah kemana?
Atau kami menikmati masa bodoh dan
santai
Apakah kami akan terus merana seperti
ini?
Bukankah kami bagian dari bumi
Pertiwi
Ternyata kami hanya jadi tontonan
mereka yg berkuasa
Tapi kami tidak akan menyerah dari
kemelaratan ini.
Tetap berjalan tanpa henti.
Kumohon lihatlah kami disini