Hari ini 7 Juni 2021, sehari sebelum genap berusia 21 tahun. Melalui refleksi ini, saya mencoba merenungkan apa yang telah saya lakukan atas dasar kemauan saya sendiri selama 20 tahun hidup dimuka bumi, tetapi saya tidak menemukan satupun jawaban, beberapa sering didasarkan "ya sudahlah, mau tidak mau.." dan terkadang juga "ahh, okelah demi kalian...". Tetapi kali ini berbeda, memilih menjadi volunteer Komunitas Koin Untuk Negeri adalah pilihan saya sendiri. Jantung saya berdegup kencang saat dinyatakan lolos dan akan ikut pemberangkatan 4-6 Juni 2021 ke Moncongan, mungkin saja penyebabnya adalah semua yang akan saya lalui merupakan hal-hal baru bagi saya, mungkin juga karena banyaknya kekhawatiran yang tiba-tiba menghantui pikiran saya. Saya yang selalu khawatir akan tumbang di tengah perjalanan karena tak pernah jalan sejauh itu, saya yang khawatir tidak bisa beradaptasi dengan teman-teman relawan, dan saya yang khawatir tidak akan disukai oleh adik-adik di pelosok. Membayangkan semua itu, membuat saya sangat gelisah sehari sebelum pemberangkatan .
Pada akhirnya saya berhasil! Saya berhasil melewati semua kekhawatiran itu, saya tidak tumbang karena saya tidak diizinkan memaksakan diri untuk terus berjalan, tanpa sadar saya beradaptasi sangat cepat karena kakak-kakak relawan yang so kindly, dan saya selalu mendengar teriakan adik-adik di pelosok yang memanggil nama saya dan memeluk saya dari belakang dengan sangat erat, bahkan terkadang menahan saya jika harus menghampiri relawan lain karena khawatir saya akan meninggalkan mereka. Saya sangat bahagia, bukan hanya karena bisa menjadi bagian dari kehangatan kekeluargaan dari Komunitas Koin Untuk Negeri, tetapi juga karena saya merasa sangat beruntung mendapat banyak kasih sayang dari adik-adik dan hal berharga untuk dipelajari, tak hanya dari kakak-kakak relawan lama maupun baru, warga desa, tetapi juga dari adik-adik di pelosok.
Di sepanjang jalan pulang, saya menyadari sesuatu. Saya jatuh cinta dengan semua yang saya lalui kemarin, saya menyesal baru memulainya sekarang, menyesal selama ini berpikir sempit bahwa banyak orang lain yang bisa dan tidak perlu saya, saya bahkan berpikir itu tidak cocok untuk saya. Ternyata saya salah besar, saya malah jatuh cinta dan dibuat rindu pelukan kecil yang hangat dari adik-adik pelosok, saya bahagia karena tidak perlu menjadi orang dewasa yang rumit dan bisa menjadi anak kecil yang bahagia di hadapan mereka. Saya kembali belajar banyak hal, belajar untuk lebih sering bersyukur dibanding mengeluh, belajar untuk menghargai waktu, belajar untuk menjadi lebih berguna dan masih banyak lagi. Dari semua perenungan tadi hal yang paling buat saya bahagia dan bersyukur adalah menggunakan pilihan pertama saya untuk bisa jadi bagian dari ini semua. Melawan rasa khawatir saya, mematahkan pemikiran sempit saya, dan bisa jadi api kecil yang hangat untuk adik-adik di pelosok. Dan saya ingin terus seperti itu. Terima kasih.