"Goresan Memori Istimewa" oleh Kakak Nurfadillah


    Bangsa yang berpotensi untuk maju adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus karena generasi muda adalah tonggak penerus yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dari masa ke masa.

Namaku Nurfadillah, seorang mahasiswa sekaligus relawan dalam dunia pendidikan. Menjadi relawan bukanlah profesi, melainkan sebuah panggilan hati yang tak bisa diukur dengan materi. Walaupun kami tidak dibayar, bukan berarti kami tak ternilai tapi justru sangat bernilai mulia di mata sang pencipta InsyaAllah.

Melihat fakta bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata dan Mendengar sebuah hadist yang mengatakan bahwa derajat kemuliaan seorang manusia dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi manusia lain sekaligus sebagai salah satu bentuk habluminannas. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari) mendorongku untuk turut berkontribusi dan melibatkan diri membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan di Indonesia.

Melalui komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, aku sudah mengunjungi beberapa sekolah dipelosok daerah Sulawesi Selatan mulai dari pesisir hingga ke pegunungan. Namun, kondisi yang kutemui cenderung sama yaitu sama-sama sangat tertinggal. Seperti halnya di salah satu sekolah di daerah Bissoloro tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Guppi-Mammeso Desa Bissoloro, Kec. Bungaya, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Untuk sampai dilokasi ini dibutuhkan effort yang luar biasa. Mulai dari perjalanan dengan mengendarai motor yang dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri pendakian dan penurunan. Namun, selama perjalanan kami disuguhkan oleh pemandangan yang MasyaAllah indah sekali. Walaupun lelah tetapi kami harus semangat demi senyum adik-adik dipelosok.  

Setelah tiba dilokasi, hal yang paling memprihatinkan menurutku adalah mulai dari bangunan sekolah yang kecil yang hanya terbuat dari kayu beratapkan seng dan beralaskan tanah semen yang sudah mulai hancur, jumlah kelas yang hanya 3 ruangan, fasilitas yang kurang memadai, serta tenaga pengajar yang sangat minim.

Berbicara mengenai karakter, ada bermacam-macam karakter yang dimiliki oleh anak-anak yang belajar di MI Guppi dan diluar ekspektasiku ternyata beberapa anak disana ada yang super hyperatif sehingga kami kewalahan dalam menghadapi mereka. Memang dibutuhkan kesabaran extra, tetapi kakak-kakak relawan lainnya selalu menyemangati sehingga lelah yang ku rasakan berubah menjadi kesenangan.

Kegiatan kali ini bernama SEJARA yaitu Sekola Jejak Nusantara. Hari pertama dimulai dengan kelas Agama dan diakhiri dengan kelas Alam. Hari kedua dimulai dengan kelas Literasi, dilanjutkan dengan kelas Kreativitas dan diakhiri dengan kelas Inspirasi. Adapun bagian yang paling berkesan menurutku adalah ketika mereka menuliskan cita-cita, ada yang ingin menjadi polisi, tentara, polwan, dokter, dan bahkan ada yang ingin menjadi seorang profesor. Sangat terharu karena impian mereka sangat luar biasa dan tugas kita sebagai relawan adalah terus memupuk semangat mereka untuk senantiasa belajar dan berpendidikan demi menggapai asa dan cita-citanya.

Selain kegiatan belajar mengajar, ada pengalaman yang juga cukup berkesan dan berhasil menggores memori istimewa di ingatanku, yaitu perjalanan menuju sungai bebatuan. Oleh karena lokasi sekolah dan tempat tinggal kami tidak terlalu jauh dari sungai bebatuan yang ada disana, akhirnya kami mengunjungi sungai tersebut. Perjalanan yang ditempuh cukup menantang adrenalin karena kami harus berjalan menyusuri pendakian dan penurunan yang cukup curam dan juga kondisi jalan yang licin akibat hujan sehingga jatuh bangun menjadi hal yang selalu terjadi selama diperjalanan. Namun, tak ada penyesalan karena setibanya di sungai. masyaAllah airnya sangatlah segar sehingga lelah yang dirasakan langsung hilang. Terimakasih untuk kakak-kakak yang berjasa membantu saya selama perjalanan.    

Pesanku untuk siapapun yang membaca tulisan ini, hidup itu melelahkan tapi tergantung kita yang menjalani apakah ingin menjadi lelah yang sia-sia karena maksiat atau menjadi lelah yang bermanfaat. Oleh karena itu, mari mempergunakan waktu sebaik mungkin, mari menebar kemanfaatan dan salah satunya dengan menjadi relawan pendidikan pelosok. Hidup cuma sekali dan jangan menua tanpa arti. Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan hingga bisa terus menjalankan niat baik kita. Panjang umur niat baik dan orang-orang yang senantiasa berjuang dalam kebaikan.

Terima kasih kepada Komunitas Koin Untuk Negeri (KUN) yang telah menjadi wadah untuk para relawan. Semoga makin jaya dan terus bersinar. Terakhir, semoga lelah yang kita rasakan menjadi lillah. Aamiin

 

Oleh Relawan SEJARA Angk. XXIII:
Nama               : Nurfadillah
Institusi           : Universitas Hasanuddin

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama