Penerapan Kurikulum Baru Belum Pas Untuk Sekolah Pelosok oleh Febrianti Dwi Safitri



Penyebab utama ketimpangan yabg terjadi antara pendidikan di pelosok dan diperkotaan yaitu kurangnya kesadaran orang tua atau peserta didik untuk bersekolah, akses jalan dari satu daerah ke daerah yang lain jauh, kurangnya kepedulian dari pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan, sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai sehingga membuat guru ataupun peserta didik kesulitan untuk menerima pengetahuan yang baru.

 Seperti penerapan kurikulum terbaru, untuk daerah terpencil masih belum bisa digunakan karena penerapan kurikulum ini lebih banyak menggunakan media pembelajaran teknologi dan internet, guru harus lebih aktif, inovatif, kreatif, dan produktif untuk menghasilkan peserta didik yang mandiri, aktif, kreatif dan berani untuk bertanya serta berani untuk mengungkapkan pendapat. 

Selain itu, permasalahan lain mahalnya biaya pendidikan dan keterbatasan kualitas pendidik. Salah satu contohnya ialah dalam masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa jauh lebih rendah dibading gaji guru di kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang lebih memilih bekerja di kota daripada di desa. Alhasil kualitas guru di kota lebih baik dibanding guru di desa. 

Selain masalah kesejahteraan guru, juga terdapat ketimpangan dalam hal bantuan untuk fasilatas pendidikan, dan banyak hal lainnya. Maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata dimana kualitas pendidikan di kota lebih baik daripada di desa. 

Solusinya pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem pendidikan yang telah diterapkan, sekolah dan guru berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik, memperbaiki sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran.
Tidak hanya pemerintah, sekolah maupun guru tetapi masyarakat juga harus bahu-bahu bersama pemerintah untuk dapat meningkatkan kesadaran bahwa pendidikan itu penting untuk memperbaiki kedaan peserta didik dimasa yang akan datang.

Calon Relawan Sekolah Jejak Nusantara , Universitas Hasanuddin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama