Yusdiana Mahasiswi Pasca Sarjana UNM |
Hari pemberangkatan (Rabu, 16 Agustus 2017), kami calon relawan sejak pukul 7.30 mulai berkumpul di basecamp untuk mengecek perlengkapan serta sebagai titik kumpul untuk secara bersama-sama berangkat ke lokasi. Namun 2 orang teman terkendala karena masalah kendaraan dimana teman yang telah direncanakan sebelumnya untuk membonceng alias yang mempunyai motor tidak jadi berangkat. Memang sebelumnya telah ada kesepakatan dalam hal bonceng membonceng akan tetapi teman yang ternyata diamanahkan untuk itu memiliki kepentingan yang lebih mendesak sehingga tidak jadi berangkat, dan akhirnya secara terpaksa namun ikhlas 2 orang teman kami harus boncengan 3 menuju lokasi, salah satu hal yang saya kagumi dari komunitas ini “kekeluargaan dan rasa solidaritas”. Kira-kira pukul 10.30 Bismillah kami berangkat. Setelah menempuh perjalanan dengan naik motor sekitar 2 setengah jam ke tempat penitipan motor, kami harus berjalan kaki lagi sekitar 4-5 jam untuk sampai ke lokasi yaitu Dusun Bara Kabupaten Maros. Melelahkan? Iya, kami harus melewati area kaki gunung yang menanjak dan curam.
Hari pertama (Kamis, 17 Agustus 2017) pukul 7.30 kami berangkat ke sekolah dengan estimasi waktu sampai sekitar 30 menit sehingga kami sampai di sekolah pukul 8.00 dan langsung bercengkrama dengan adik-adik disana. Hal pertama yang saya kagumi adalah semangat adik-adik Dusun Bara yang luar biasa menyambut kami. Setelah bercengkrama, kami mengarahkan adik-adik untuk mengikuti upacara bendera. Upacara bendera berlangsung hikmat dipimpin oleh ketua umum Komunitas Koin Untuk Negeri Kakanda Akbar. Untuk agenda selanjutnya yaitu Lomba “17-an” ada 3 lomba yang dilombakan yaitu lomba makan kerupuk, lomba memasukkan pensil dalam botol, dan lomba lari sarung yang kesemuanya berlangsung sangat seru. Setelah lomba selesai, kegiatan selanjutnya breafing time untuk membahas apa yang akan dilaksanakan pada hari berikutnya.
Hari kedua (Jumat, 18 Agustus 2017), seperti hari sebelumnya kami berangkat ke sekolah pukul 8.30 dan sampai pukul 8.00. Hari kedua merupakan jadwal untuk kelas kreativitas dan kelas literasi. Nama saya ada di daftar keduanya untuk membantu kedua kelas. Jam pertama oleh kelas kreativitas, saya membantu pada program untuk membuat gantungan kunci dari buah pinus. Kreatif!! Namanya juga kelas kreativitas, adik-adik diajak untuk memanfaatkan apa yang ada dilingkungan sekitarnya agar lebih memiliki nilai guna bahkan nilai jual yang lebih tinggi. Kelas kreativitas berakhir pukul 11.00. Sebelum kelas kreativitas berakhir, kami mengajak adik-adik untuk bernyanyi bersama, bergandengan tangan dan menari.
Bukan hanya adik-adik yang merasa senang kami relawan pun merasa ikut senang, merasa terhibur, bahagia, hal yang jarang kami dapatkan di kota terkhusus saya. 11.00. teng teng! Kelas kreativitas berakhir dan menuju ke kelas berikutnya kelas literasi. Di kelas literasi saya membantu untuk mengajar adik-adik dikelas 3. Pertama-tama mengajari mereka dengan mengulang-ulang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya yakni mengenali dan mengeja huruf. Ada beberapa siswa yang sudah bisa mengeja dengan benar dan lancar dan adapula yang masih sulit untuk mengenali huruf. Itu saja untuk kelas literasi, selanjutnya kami pulang dan beristirahat mempersiapkan diri untuk briefing malam.
Hari ketiga (sabtu, 19 Agustus 2017). Merupakan jadwal untuk kelas yang saya ampuh yaitu kelas alam, dan jadwal untuk kelas inspirasi. Di kelas alam ada tiga program yang kami jalankan yaitu mini garden, pestisida alami dan dokter cilik. Saya menangani program mini garden. Di dalam kelas program mini garden kami hanya mengapersepsi adik-adik tentang tanaman apa yang telah ditanam di mini garden, hama apa yang kemungkinan menyerang tanaman tersebut dan cara mencegahnya. Cukup sederhana. Program selanjutnya adalah pestisida alami, diprogram ini kami membagi adik-adik berdasarkan kelas masing-masing dan mengajak mereka untuk membuat sendiri pestisida alami yang kami programkan yaitu pupuk kompos, perekat hama dan pestisida alami dari bawang putih dan larutan cuci piring (sunlight). Program ketiga adalah dokter cilik, mengajak adik-adik untuk memiliki gaya hidup sehat dengan mencuci tangan setelah melakukan perkerjaan dan sebelum makan serta mendemonstrasikan ke adik-adik bagaimana memanfaatkan tumbuhan sekitar untuk menjadi obat herbal (daun jambu muda sebagai obat diare).
Kelas alam cukup menyita waktu banyak sehingga pelaksanaan kelas inspirasi agak terlambat dari yang semestinya. Di kelas inspirasi saya juga turut membantu. Saya membantu pada kelas dimana adik-adik bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Kelas inspirasi menghadirkan sosok guru lengkap dengan pakaian dinasnya yang diperankan oleh salah satu relawan untuk memotivasi dan memperkuat keinginan adik-adik yang ingin menjadi guru. Kami juga menjelaskan apa yang seharusnya dimiliki untuk menjadi seorang guru, apa yang dilakukan oleh guru dan bagaimana seharusnya guru berperilaku dan bertindak. Kelas inspirasi berakhir kira-kira pukul 14.00, kami makan siang di sekolah lalu pulang untuk bersiap-siap agenda malam yakni briefing dan sesi curhat-curhat.
Hari kelima (Ahad, 20 Agustus 2017). Pukul 8.00 kami bersiap-siap menyalurkan donasi kepada adik-adik yaitu tas sekolah, setelah menyalurkan donasi kami sarapan dan berpamitan kepada warga sekitar.
Tepat pukul 11.00 kami bertolak dari Dusun Bara, Maros untuk kembali ke kota menjalankan rutinitas masing-masing. Ada rasa haru dan berat hati ketika harus meninggalkan tempat tersebut, keramahan warganya, keindahan tempatnya, serta semangat belajar adik-adik membuat saya merasa harus kembali dan berjumpa lagi dengan mereka di pemberangkatan selanjutnya. See u Dusun Bara, sampai jumpa kembali.
Tags:
opini