Tanggal 16 Agustus 2017
Tiba waktunya untuk menjadi relawan dalam Sekolah Jejak Nusantara. Dengan tergesa-gesa saya bersiap-siap dari pukul 5.30, menunggu jemputan di depan kampus FIP Tidung UNM pukul 07.00 dengan alasan sudah janjian dengan salah satu panitia pelaksana yang kebetulan juga teman disalah satu forum kursus yang ada di Makassar. Saya merasa panik tak terkira karena takut ditinggal dan kakak itu tidak ada kabarnya dan dihubungi di sosmed dan telpon pun tidak ada respon. Saya menunggu depan kampus sekitar 30 menit sambil menunggu sesekali kamera HP ku hadapkan kewajah mungilku untuk sekedar mengabadikan momen.
Wah jarum jam sudah menunjukkan pukul 7.30 seiring dengan itu jemputan pun datang. kami pun berangkat ke basecamp dengan kecepatan yang tinggi berharap tak ditinggal. Ternyata sampai disana, masih banyak yang ditunggu. Seketika rasa panik itu hilang.namun ada satu masalah lagi nih yang muncul. Materai yang merupakan prasyarat untuk mengikuti kegiatan tak terbeli sehingga mengharuskanku untuk kembali mengusahakannya. sekitar pukul 10.00 semuanya sudah siap. Pasangan boncengan pun sudah diumumkan oleh panitia. Meskipun sebelumnya sudah kami tahu.
Sedikit arahan dari pak ketua umum serta diakhiri dengan doa bersama sebagai penggiring keberangkatan kami pagi ini. tak terasa keindahan alam disepanjang jalan membuat kami tak sadar jika perjalanan kami sudah sampai dilokasi penitipan motor. Wah...... kami dapat jamuan makan siang dari Kakak jannah salah seorang guru yang mengajar dilokasi.
sekitar pukul 14.30 kami kembali bersiap-siap melanjutkan perjalanan namun kali ini kita harus berjalan kaki dan kembali berdoa untuk keselamatan kita semua. Yang perlu diingat bahwa jalan kaki yang dimaksud disini adalah mendaki gunung, turuni lembah, melewati jembatan goyang dan sawah-sawah yang mulai mengering. Dipertengahan jalan saya mendapati seseorang yang duduk menundukkan kepala. Karena mata saya minus dan tidak pakai kacamata, saya tidak berani menegur langsung karena takutnya hanya salah liat. Saya memanggil kakak yang saya temani paling belakang dengan pertanyaan polos, “apa itu yang warna-warni? Orang atau barang ? ini mencurigakan”. Kakak langsung berteriak dan mengetahui identitasnya yaitu ketua panitia pelaksana pemberangkatan angkatan V ini. Kami pun berlari mendekati kakak yang ternyata sudah sangat lemas dan entah sadar atau tidak, dia langsung merebahkan badannya kepada kakak yang berada tepat dibelakangnya.
Kakak sekum kemudian meneriaki kakak-kakak yang sudah ada didepan untuk memberitahukan bahwa salah satu relawan butuh bantuan dan berharap tim medis secepatnya menghampiri kami. Padahal sudah ada tim medis yang mengeluarkan senjata P3K nya namun kakak sekum ini malah melarangnya dan menyuruh menunggu tim medis yang dia yakini. Suasana mulai riuh karena kakak yang mengeluarkan senjatanya ini juga seorang perawat yang belum dikenal oleh kakak karena relawan baru angkatan V. tapi beberapa menit kemudian kondisi kakak ini malah tidak stabil dengan badan yang gemetar sehingga disuruh mengingat dan dituntun membaca istigfar, eh malah saya di dorong yang tepat berada didekat telinga kirinya. Aduh ini keadaan semakin genting. Pak ketua memberikan pertimbangan untuk tidak melanjutkan perjalanan atau hanya beberapa yang melanjutkan . beberapa menit kemudian dia sadar dan menunggu keadaan stabil lalu menlanjutkan kembali perjalanan.
sekitar pukul 17.40 kita sampai ke gunung yang kakak-kakak sebut gunung teletabies. Entah betul atau tidak, yah itulah kenyataannya. Hahahah........ yang paling pertama, adalah bersyukur. Bersyukur akan keindahan ciptaan Allah yang terbentang luas didepan mata. Masya Allah. Kemudian tak terlewatkan moment foto sana sini, selfie sana sini. Sebagai penawar badan yang mulai kelelahan. Setelah beberapa menit, kita melanjutkan kembali. Suasana mulai dan semakin gelap. Lagi-lagi karena rabun, saya kurang jeli lagi jalan ketika malam sehingga saya diberikan satu senter khusus penerangan saya sendiri. Terima kasih kakak atas pengertiannya.
Beberapa kali kita istirahat untuk menunggu kakak-kakak yang semakin kelelahan. Sampai di rumah pak dusun sekitar pukul 19.50 yang disambut dengan suara anjing, bau khas peternakan sapi serta lampu yang padam. kami langsung menaruh barang masing-masing dan kembali meregangkan badan yang sangat kelelahan ini. Sempatkan ngemil, tidur sejenak, bersih-besih badan yang harus ke WC dekat rumah warga dan lanjut breafing dengan hasil yang ditujukan kepada saya dan salah satu kakak relawan baru sebagai timekeeper karena ada 2 posko dan berbagai agenda perayaan 17 Agustus 2017.
Tanggal 17 Agustus 2017
Pukul 04.16 saya dibangunkan oleh kakak time keeper posko 2 padahal alarm yang saya tetapkan 4.30 sesuai susunan acara yang sudah diatur oleh kakak panitia.Pukul 04.30-06.00 waktunya bangun, mandi dan shalat subuh. Tapi tak semua kakak relawan yang sadar diri dengan ketentuan jadwal tersebut jadi kadang molor beberapa menit. Sekitar 06.10 agenda senam cerita yang mengharuskan semua relawan kecuali yang piket masak pagi untuk kedepan rumah melakukan senam ceria. Iya, kami memang ceria.
pukul 06.40 selesai dan siap-siap sarapan pagi. Beberapa kakak-kakak juga mempersiapkan lokasi yang akan dijadikan tempat untuk lomba makan kerupuk, lomba masukkan pensil dalam botol dan lomba sarung.
Pukul 07.20 menit berangkat kesekolah untuk persiapan upacara bendera merah putih dalam rangka 17 Agustus 2017. Sekitar pukul 07.59 untuk mengingatkan waktu bahwa tinggal 1 menit persiapan upacara. Kemudian upacara peringatan 17 Agustus 2017 pun berlangsung dengan keadaan yang sangat mengharukan. Katanya hari itu adalah perayaan kemerdekaan Indonesia namun dari sudut negeri ini masih banyak generasi muda yang tak terlihat. Kondisi sekolah yang sangat tak layak dan pengetahuan nasionalisme yang sangat kurang tapi memiliki semangat yang tinggi untuk tetap mengikuti prosesi ini. Saya pribadi malu karena sudah bertahun-tahun mengikuti upacara tapi tak memaknainya selain keluhan. Malas berdiri lama, panas matahari, lelah siap terus dan segala keluhan hati serta ekspresi murung yang terus terlihat ketika tidak main-main dalam barisan bahkan saya biasa terlambat dan kurang memperhatikan lambang sekolah yang mengharuskan dihukum diteriknya matahari bersama teman yang juga melakukan sama.
Setelah melakukan upacara, kami mengarahkan adik-adik untuk mengikuti perlombaan perayaan 17 Agustus didepan rumah pak dusun. Kami kembali berjalan kaki.
Sekitar pukul 09.00 dimulai lomba makan kerupuk Kemudian dilanjutkan perlombaan masukkan pensil dala botol dan lari sarung yang diikuti oleh siswa SD kelas 1-6 dan MTS kelas 1-3 dengan beberapa sesi. terlihat warga/orangtua siswa berdatangan menyaksikan perlombaan ini dengan antusias dan dukungan penuh terhadap peserta. Panas tak menjadi alasan untuk menyurutkan semangat mereka. Sungguh luar biasa. Lagi-lagi saya melihat wajah tulus mereka yang seperti tak memiliki beban padahal hari-harinya banyak dihabiskan disekitaran rumah tanpa akses hiburan yang memadai. Padahal secara pribadi, ini hanya permainan biasa yang sudah kurang diminati oleh banyak orang.
Rangkaian acara selesai pukul 12.30. adik-adik diberikan arahan, semangat dan selamat atas partisipasinya dalam perlombaan tersebut. Adik-adik dan warga mulai bubar dan kami pun bergegas untuk makan siang walaupun waktunya molor dan satu kegiatan yang ditukar jadwalnya. Satu lomba yang seharusnya setelah ishoma dipercepat berhubung jarak rumah adik-adik banyk yang jauh.
Kemudian jadwal lomba dialihkan dengan breafing sore pukul 13.00-15.30. kita membahas evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dan persiapan kegiatan selanjutnya. Waktu itu saya disuruh untuk evaluasi mengenai tugas time keeper itu sendiri. Kemudian saya menjelaskan namun banyak mengandung curhat yang membuat kakak-kakak malah ketawa. Setelah itu saya kurang memperhatikan lagi karena saya merasa ngantuk duduk lama sehingga tidak terasa saya ketiduran di badan salah satu kakak relawan dengan posisi menunduk. Pas disebut nama title sementaraku “ time keeper”, saya langsung bangun dengan muka tidak tau malu ketiduran. Lagi-lagi hanya ketawa tidak stabil yang bisa kutunjukkan. hahahaha
Pukul 15.30-16.00 waktunya isho (istirahat & shalat)
Pukul 16.00-18.00 silaturahmi dengan warga sekitar. Beberapa kakak yang piket malam mempersiapkan makan malam, beberapa kakak-kakak juga berkunjung kerumah warga dan beberapa kakak-kakak lagi mengunjungi sungai dan air terjun yang ditemani oleh adik-adik siswa. Tapi waktu ini saya manfaatkan untuk mandi sore sekali mandi pagi dan malam. Orang Makassar bilang, passi jama. Hahhaha maklum jam mandi saya masih sibuk membangunkan dan mengingatkan waktu kepada kakak-kakak yang masih lama di WC.
Pukul 18.00-20.00 waktunya ishoma (istirahat, sholat, makan)
Pukul 20.00 sampai mereka tertidur sendiri, membahas persiapan kelas literasi dan kreativitas yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Masing-masing wali kelas memanggil anggota dan relawan yang menjadi pendamping setiap kelas. Mereka semua mempersiapkan bahan ajar dan nyanyian atau game yang ingin dilakukan. Beberapa kakak-kakak juga membuat api unggun dan membakar ubi kayu yang bisa menemani cerita mereka yang semakin syahdu. Cieeeeeeee.
Tanggal 18 Agustus 2017
Jadwal bangun tetap 4.30 dini hari. Hari itu tiba-tiba perut saya bermasalah sehingga langsung terbangun pukul 01.49 mencari WC yang bisa kutempati meluangkan hasrat BAB tapi ternyta hanya perut yg tiba-tiba melilit. Sekitar 1 jam saya duduk sendiri menahan sakit sampai saya tidur kembali. Jam alarm berbunyi 04.20 tapi saya hanya melihat lalu berusaha tidur kembali karena perut masih terasa sakit. Entah kapan saya tidur, saya langsung dibangunkan kepada salah satu kakak relawan yang saya ingtkan sebelumnya jadwal piket paginya. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 05.00.
Astigfirullah saya ketiduran. Saya bergegas bangun tanpa memeperdulikan perut yang masih sakit, muka yang belum dicuci dan keadaan kasur yang saya tempati tidur untuk membangunkan kakak-kakak yang masih banyak tidur ini. Mereka juga tidak bangun jika tidak dibangunkan. Tak banyak mempertimbangkan lagi cara saya yang mungkin lebih tegas membangunkan mereka karena gara-gara saya mereka telat bangun dan jadwal akan lebih banyak molor.
Jelas. Jadwal makan pagi lebih molor dari biasanya. Apalagi hari itu kita mulai menyiapkan bekal untuk jadwal makan siang nanti. Pukul 06.10-6.40 tetap senam ceria, sekitar pukul 07.30-07.40 sarapan pagi. Setelahnya langsung berangkat kesekolah. Karena jadwal mengajar tinggal beberapa menit lagi. Jika sesuai jadwal, kelas literasi masuk pukul 08.00-10.30. sekitar pukul 08.50 saya baru berangkat ke sekolah karena sepengetahuan saya waktu itu saya piket pagi dan siang jadi membantu kakak-kakak masak tapi ternyata pada saat mengaduk nasi, saya malah dimarahi ada didapur. Saya kaget dan bingung juga. Disisi lain saya tidak enakan dengan kakak-kakak yang jadi rekan piket saya karena dari pagi kurang membantu untuk mengingatkan sana-sini tentang jadwal. Disisi lain saya malah salah tempat karena seharusnya lebih dulu juga ikut ke sekolah untuk mengingatkan waktu dan juga jadi pendamping di kelas hari itu. Jadi beberapa menit saya di dapur dengan berbagai perintah dan pemahaman kakak saya siap-siap kesekolah. Lagi-lagi, saya tidak mandi dan juga pakai bedak. “kentarami muka cu’mala ka hahhaa”.
Sesampai di sekolah, saya langsung mengingatkan waktu dan langsung disuruh mendampingi kelas kreativitas bagian pembuatan celengan. Saya bingung juga. Saya harus bagaimana? Saya tidak pernah diarahkan sebelumnya untuk cara membuat celengan dan mengobservasi anak. Tapi saya kesampingkan pertanyaan itu dulu karena ingin berbaur dengan adik-adik yang sudah serius mengelem kertas berwarna dengan pola yang sudah disiapkan.
Berhubung cuaca waktu itu berubah (gerimis-gerimis gimanaaaa, gitu), maka adik-adik diarahkan kembali ke dalam kelas dan melanjutkan pembuatan celengan. Dalam proses ini, adik-adik banyak antusias dan menghibur diri dengan nyanyian anak-anak. Beberapa menit kemudian wali kelas mengingatkan bahwa setelah ini akan ada sesi yel-yel setiap kelompok sehingga diharapkan adik-adik dan pendamping membuat yel-yel masing-masing. Dengan suasana riuh yang dipenuhi dengan canda tawa karena bingung membuat yel-yel, setiap kelompok siap untuk tampil. Terkhusus kelompok yang saya dan kakak damping, menamakan kelompok kami “KOIN” kemudian kami berusaha menampilkan secara santai tapi semangat tetap membaralah hahhaha. Akhirnya kelompok kami menang. Sorakan “HOREEEEEEE”
Selanjutnya saya mengingatkan kembali jadwal pergantian kelas literasi. Sekitar pukul 10.40 wali kelas dan relawan mempersiapkan bahan ajarnya masing-masing. Terkhusus untuk saya diamanahkan mendampingi kelas yang sudah lancar membaca. Masing-masing pendamping menangani 3 orang . pertama saya memberikan bacaan tentang profesi dokter. Mereka membaca dengan seksama. Setelah itu saya menunjukkan satu persatu untuk membaca satu paragraf. Mereka sudah lancar membaca namun sangat susah untuk menyebut kata tertentu sesuai hurufnya (okkots-okkots kii kodong) dan mengenal tanda baca seperti titik (.), koma (,) dan tanda Tanya (?) sehingga mereka lurus membaca dengan nada datar dan kadang berhenti sebelum tanda baca yang ditujukan. Terkadang ketawa sendiri dengan cara mereka membaca tapi mereka tetap semangat. Setelah beberapa kali memberikan contoh dan cara membaca yang sesuai tanda baca, mereka sudah bisa membaca sesuai huruf dan tanda bacanya walaupun kadang juga dilupa. Setidaknya ada perubahanlah. Daripada “setidaknya diriku pernah berjuang” hahahaha upppszzzttt baperrrr..
Kemudian beberapa jam MTS latihan pengibaran bendera yang di pandu langsung oleh kakak sekum.
Tanggal 19 Agustus 2017
kami kembali ke sekolah mengajar dengan jadwal kelas alam dan inspirasi. Berhubung mempersiapkan kelas inspirasi jadi saya dan kakak-kakak kelas inspirasi dating 30 menit sebelum habis kelas alam. Pagi hari saya dan kakak mempelajari materi masing-masing dan simulasi singkat mengenai profesi masing-masing. Sekitar 11.30 kelas inspirasi dimulai. Wali kelas memulai kelas dengan melakukan game d samping sekolah kemudian diambih alih oleh kakak PJ masin-masing. Terkhusus untuk saya di PJkan untuk profesi tentara. Satu kakak relawan mencontohkan dan memakai seragam tentara dan satu dari adik yang memberanikan diri untuk memakai baju tentara juga. Dalam pembelajaran ini saya memaparkan jenis-jenis tentara, tugas masinng-masing dan lambing setiap angkatan. Kemudian simulasi kecil mengenai cara tentara bertugas dilapangan , kemudian game yang juga di ikuti kakak relawan lain .setelah itu menceritakan tokoh inspiratif terkhusus profrsi tentara. Beberapa orang adik yang masih malu-malu ketika ditanya tentang tentang tapi ada juga yg sudah antusias mengetahui tentara itu.
Tanggal 20 Agustus 2017
Diawali dengan persiapan pemberian tas kepada 36 adik. Kemudian pemberiaan tas yang didampingi oleh orangtua siswa ,kemudian fto-foto dan di akhiri dengan pembagian hadiah kepada adik-adik yang juara dalam perlombaan 17 Agustus beberapa hari sebelumnya.
Saya sangat terharu melihat wajah orangtua dan adik yang sangat senang mendapatkan tas dan hadiah itu walaupun orang biasa lihat, itu bukan kado yang bagus. Suatu kesederhanaan dan rasa syukur yang tulus ini sangat susah untuk kudapatkan di lingkungan metropolitan ini. Kakak relawan juga sangat bersahabat dalam memberikan perhatian kecil untuk mereka. Saya berterima kasih sudah masuk dalam Komunitas ini “Koin Untuk Negeri”.
Kami berharap masih banyak calon relawan yang ingin bergabung mewujudkan mimpi mereka. Mimpi untuk merdeka. Bukan hanya sekedar symbol kemerdekaan yang genap 72 Tahun ini tapi juga kemerdekaan dari ketidakmerataan pendidikan Indonesia.
Mari bergabung. Eksplor imajinasimu menjadi kenyataan.
Karena dunia ini terlalu indah kawan untuk kalian diamkan.
Ditunggu kedatangan kakak-kakak.!!!
Tags:
opini