Pada keberangkatan ke-2 ke Dusun Bara, Desa Bontosomba Kec. Tompobulu, Babupaten Maros ini. Kami dari relawan angkatan 5 Sekolah Jejak Nusantara melakukan perjalanan, disana rencananya kami akan melakukan pengabdian mengajar kepada adik – adik dari Dusun Bara. Perjalanan kami diawali dengan, pelepasan bersama di basecamp KUN yang dilanjutkan dengan mengandarai motor menuju Maros hingga ke rumah salah seorang guru dari sekolah yang menjadi tempat kami mengabdi selama 4 hari. Selepas itu, perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki dengan jalur perbukitan selama hampir 4 jam, kegiatan ini tentu saja menguras tenaga kami. Dan ditengah perjalanan kami bertemu dengan adik adik yang hendak menjemput kami. Pada pukul 18.15 WITA kami berhasil sampai pertama keperkampungan penduduk Dusun Bara, disana kami disambut ramah oleh pak kepala dusun, sambil beristirahat menunggu rombongan berikutnya yang akan tiba.
Pagi hari, hari pertama kami berada di Dusun Bara tepatnya 17 Agustus, seperti di wilayah lain diseluruh Indonesia. Sudah dipastikan adanya “ritual” mengulang kejadian 72 tahun yang lalu yang terjadi jumat, 17 Agustus 1945 silam dikediaman sukarno yang sebuah kejadi beberapa jam, namun berdampak hingga sekarang. upacara kemerdekaan Republik Indonesia yang pada tahun ini menginjak usia ke-72. Di kegiatan ini, kami berangkat ke sekolah, dan menyempatkan diri dulu untuk berkenalan dan bercengkrama dengan adik adik SD dan MTs. Kali ini, kakak kakak dari KUN bertindak sebagai petugas upacara, sementara kami relawan 5 bertindak sebagai paduan suara. Kegiatan upacara yang berlangsung secara lancar meski dengan sedikit kekurangan. Ini menjadi kali pertama bagiku untuk melaksanakan upacara bendera di luar lingkungan sekolahku sendiri dikelilingi pengunungan. Setelah, upacara bendera, kami langsung menuju kembali ke perkampungan untuk melakukan kegiatan yang paling ditunggu adik adik yaitu lomba yang memeriahkan 17 Agustus ini. Kegiatan ini berlangsung hampir satu hari, dengan adik adik yang berperaan sebagai peserta lomba.
Hari ke-2. Pada hari ini adalah hari paling kuingat. Karena hari ini merupakan hari pertamaku mengajar, pada hari ini hasil belajar ku dari 12 tahun di sekolah dasar dan menengah serta ditambah dari 4 semister belajarku dibidang kependidikan biologi akan di terapkan. Pagi hari, setelah mempersiapkan media pembelajaran yang saya buat. Kami berbodong-bodong menuju sekolah. Kelas pertama yang akan mengisi kelas adik- adik yaitu kelas kreatifitas. Dikelas ini saya menjadi relawan yang mengisi dikelas 1 dan 2 yang membantu adik adik dalam melukis dengan menggunakan pasir, disini akhirnya saya sudah bisa mengenal adik adik pertama saya. Setelah selesai melukis dan dibarengi dengan menyanyi bersama adik – adik.
Pukul 12.30 WITA tibalah saatnya kelas Literasi berkerja. Pada kelas yang saya bawakan yaitu kelas 3 dengan jumlah siswa 6 orang, dengan kompoten sudah mengenal huruf belum bisa membaca. Media yang saya gunakan berupa flash card serta beberapa gambar profesi yang diminati adik adik di sekolah ini. Hal pertama yang kami lakukan yaitu menyapa adik adik, melakukan absensi, serta memperkenalkan diri. Kemudian dilanjutkan, dengan melakukan pembelajaran inti, yaitu pengajaran penulisan nama profesi yang yang diinginkan adik adik yaitu dokter, guru, polisi dan tentara. Adik adik tampak sangat inisiatif pada pengenalan nama profesi ini, yang kemudian kami lanjutkan dengan sesi pengajaran membaca yang sekaligus mengamati sudah sampai dimana kemapuan membaca adik-adik. Selanjutnya, sesi terakhir yaitu penutupan. Pada sesi ini, dilengkapi dengan games. Yaitu menyusun huruf menjadi kata nama profesi yang kami tunjukan gambarnya sebelumnya. Pada adik kelas 3 kami bagi 3 kelompok menjadi dokter, polisi dan tentara. games ini, berhasil dimenagkan oleh kelompok 1 yaitu firman dan arbi dan dilanjutkan dengan kelompok 2 yaitu ancu dan bakri dan ke 3 diraih oleh irvan dan adam. Selepas games, kami kembali kekelas dan berkumpul bersama untuk bernyayi.
Pada hari ke -3. Hari ini, kelas yang akan mengisi yaitu kelas alam dan kelas inspirasi. Setelah pembagian job malam sebelumnya. Pada kelas alam, saya menjadi relawan dipembuatan pestisida alami. Dikegiatan ini, saya mendampingi adik adik kelas 1 dan 2. Kegiatan ini berlangsung lancar, dan ini merupakan pembelajaran bagi saya dalam pembuatan pestisida alami yang terayata bisa dijumpai di area dampur rumah. Diselah kegiatan ini, saya menjupai pemandagan tidak biasa. Saya mendapati adik saya Ancu tengah lahap memakan bekalnya dari rumah disamping sekolah didekat dekat wilayah yang jadi tempat siswa bandel buang sampah, saya menyaksikan pemandagan ini. Lingkungan yang kurang tepat untuk pertumbuhan anak anak disitu dia ingin makan, setelah saya bujuk untuk pindah ketempat yang layak untuk makan siang, Ancu sangat tidak ingin berpindah dari tempat makan awalnya, mirisnya setelah saya bertanya, katanya ia selalu makan ditempat itu. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa pentingnya akan pendidikan kebersihan di rumah maupun disekolah untuk diajarkan kepada anak. Setelah kelas alam usai, tibalah waktu kelas inspiratif beraksi. Pada kelas ini, saya berperan sebagai siswa yang membantu kakak relawan lain dalam menjelaskan seperti apa itu profesi guru. Setelah pembelajaran pengenalan profesi guru, kami kembali berkumpul untuk kembali bernyanyi bersama untuk menghilangkan rasa penat di hati adik – adik.
Pada hari ke-4. Hari terakhir kami di dusun bara diketinggian yang belum saya tahu dari permukaan laut. Saya sempatkan bercengkrama dengan ibu dusun bara ini mengenai keseharian, serta kondisi geografis dari dusun ini sendiri. Disini saya mendapatkan informasi bahwa gunugn punvak yang saya pertanyaka dari awal kedatangan itu bernama Bululao, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Pada hari ini juga, kami akan megumumkan pemenang dari lomba 17-an yang diadakan panitia. Yang selanjutnya, dirangkaikan dengan pemberian bantuan donasi berupa tas yang dibagikan kepada 35 adik adik SD maupun SMP yang sudah hapal angka 1 – 50. Kemudian, kegiatan paling terberat yaitu harus berpamitan dengan warga dusun bara, kami harus melakukan perjalanan kembali kemakssar untuk melakukan rutinitas awal. Berat rasanya meninggalkan adik- adik yang baru juga kami jumpa. Keramahan warga yang belum kami rasa sepenuhnya karena sibuk dengan aktifitas masing masing. Semua itu, baru kusadari ketika akan meninggalkan kampung kecil ini.
Kependidikan bukan soal profesi guru,tutor, mentor dan lain sebagainya. Medidik adalah perkerjaan orang terdidik, kata ini yang selalu saya tanam didalam hati. Perkataan yang selalu menyemagati saya takkala jenuh dengan rutinitas tugas kampus yang bergelut ke RPP, perancangan LKPD, silabus, pembuatan soal dan lain – lain. Kalimat sederhana, yang menjunkkan siapapun yang merasa dirinya pernah di didik mempunyai kewajiban dan hak untuk medidik orang lain. Memanusiakan manusia, bukanlah kewajiban hanya boleh diemban sang sarjana bergelar S.Pd. buktikan bahwa dirimu mampu dan dirimu bisa menjadi mesin pencetak generasi unggul. Buka matamu, lihat sekeliling mu. Apa kau sudah muak dengan rutinitas mu. Jangan sampai kau berpikir begitu kawan, atau kah kau masih enggan keluar dari zona nyamanmu ? masih banyak adik – adik yang ingin diposisimu, namun belum tentu mereka dapat. Tidak akan habis umpatan yang akan keluar dari bibirmu, tidak selesai orasi orasimu yang katanya untuk meneriakan suara suara rakyat. Menyalakan lilin lebih baik, dari pada mengutuk kegelapan. Buktikan bahwa kau ingin perubahan, bawalah bibit perubahan mu ke wilayah tersudut dari negerimu, bawa dan tanam ia disana. Ubah niat baikmu jadi aksi nyata bersama kami dikomunitas Koin untuk Negeri.
Tags:
opini