Rian Juniardi Relawan SEJARA Angk. 3 |
Nah, ketika sistem pembelajaran dua shift diberlakukan untuk anak sekolah dasar, maka sudah barang tentu waktu bermain mereka akan tidak menentu. Hal ini menimbulkan stres bagi anak dalam menentukan waktu bermain. Anak mengalami kesulitan dalam mengatur waktu bertemu dengan teman-teman sebayanya. Dalam hal ini, anak belum punya kemampuan berpikir layaknya orang dewasa untuk mengatasi jadwal sekolah yang berubah-ubah. Selain itu, pikiran mereka hanya berkutat pada hal-hal yang sederhana sehingga belum bisa memikirkan hal-hal yang rumit dan kompleks.
Beda halnya dengan orang dewasa di tempat kerja. Mereka sudah mampu mengorganisir hal-hal yang rumit untuk perkembangan otak yang normal. Maksudnya untuk ukuran orang dewasa normal pada umumnya, memiliki kemampuan mengatur jadwal yang berubah-ubah dan kompleks. Itu disebabkan karena otak orang dewasa mampu mengolah masalah yang ada dengan cara-cara yang solutif atau biasa diistilahkan dengan problem solving. Sedangkan anak-anak baru berada pada tahap belajar mengatasi masalah. Mereka belum bisa membuat pilihan-pilihan yang ideal.
Selain itu, Bagi siswa yang masuk shift siang, mereka memiliki waktu pembelajaran yang sangat tidak efektif sehingga akan meningkatkan stres dalam proses belajar mengajar. Dikatakan tidak efektif karena pada waktu tersebut, otak membutuhkan waktu untuk diam atau istirahat. Anak atau manusia pada umumnya perlu menyempatkan waktu untuk beristirahat di siang hari setelah beraktivitas di pagi hari. Aktivitas anak pada pagi hari adalah bermain, sehingga otak dan tubuh mereka mengalami kelelahan.
Posting Komentar