Penyerahan Bantuan Tas & ATK kepada adik-adik 24/3/17 |
Nama saya Andi Rusdiana, berasal dari Makassar. Instansi, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pendapat saya mengenai pendidikan di Indonesia, khususnya daerah terpencil yaitu Pendidikan merupakan aspek penting bagi kehidupan kita, pendidikan juga yang menjadikan sumber daya manusia di Indonesia lebih berkualitas untuk pembangunan nasional. Tetapi dengan perubahan yang terjadi pendidikan di Indonesia selalu memunculkan masalah-masalah baru bagi pendidikan di Indonesia. Salah satu contoh dari masalah yang terjadi di Indonesia adalah Pendidikan di Daerah Terpencil, dengan kurang meratanya media dalam pembelajaran untuk siswa di Indonesia.
Masalah ini juga di perburuk dengan tenaga pendidik untuk daerah-daerah terpencil yang masih kurang, sehingga untuk daerah yang belum dapat dijangkau kualitas sumber daya manusianya kurang berkualitas dibandingkan dengan daerah yang fasilitasnya lebih memadai. Masalah pendidikan didaerah terpencil telah lama kita sadari. Namun dengan dalih keterbatasan dana dan berbagai peraturan berlaku selalu dijadikan alasan untuk menunda pemecahan maslah tersebut. Sebagai ilustrasi betapa sulitnya menempatkan tenaga guru di daerah-dareh tersebut. Demikian pula sulitnya membangun sarana pendidikan standar karena kesulitan komunikasi atau langkanya alat-alat bantu proses brlajar mengajar.
Kita jangan hanya menyalahkan pemerintah terus menurus seakan-akan pemerintah tidak ada tanggung jawabnya. Seharusnya kita sebagai generasi penerus dan perubahan, mengubah semua ini dengan cara pengabdian masyarakat ke daerah-daerah perbatasan dan yang tertinggal. Upaya yang dilakukan dengan banyak cara dan metode. Pendidikan yang tepat bagi penduduk daerah terpencil tentunya bukanlah pendidikan formal yang mengikat bagi mereka, metode yang tidak menghilangkan kebiasaan positif mereka yang biasa mereka lakukan biasanya. Upaya yang dilakukan melakukan aksi nyata, bekerja secara sukarela tanpa perlu dipaksa guna mendukung para pejuang pendidikan di pelosok Indonesia sana, mereka inisiatif meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran. Berbagi pengetahuan, berbagi cerita, berbagi nilai-nilai budaya yang dimiliki bersama, pengalaman positif, dan kobaran semangat dari relawan untuk para pengajar beserta anak didik, agar mereka terus semangat belajar.
Dengan, mendirikan sekolah alam misalnya bermain adalah hal yang paling disukai oleh anak dan menjadi fitrahnya. Beragam permainan menjadi pesona dan daya tarik anak, baik itu permainan yang dilakukan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Seperti bermain outbound, bercocok tanam, beternak, belajar mencuci baju, bermain sepakbola, menggambar bahkan berwiraswasta. Ada sekelompok anak yang sedang asyik bermain sepakbola, belajar mencuci baju, outbond. Walaupun tampak kotor, anak-anak terlihat senang. Mereka bukan hanya bermain saja, melainkan juga sedang bersekolah, sekolah alam tepatnya. Cara belajarnya pun berbeda dengan sekolah umum lainnya sesuai dengan namanya, anak-anak coba didekatkan dengan alam. Suasana dan sarana sekolah alam memang dirancang untuk menempa kecerdasan natural anak.